Thursday, June 7, 2018

Gucci Donasikan Sisa Kain Untuk Korban Perdagangan Orang



Conterpedia - Label fesyen ternama dunia,Gucci,memberikan perhatian kepada para perempuan korban perdagangan manusia.
Baru-baru ini,dikutip laman New York Post,Gucci mendonasikan kain sisa sepanjang 4.000 meter lebih ke tempat permbuatan tas tangan dan pakaian di italia.

Menariknya tempat tersebut diisi oleh perempuan asal Nigeria yang menjadi korban perdagangan orang ke Italia dan dijadikan pekerja seks komersial.

Inisiatif ini diumumkan di Roma, Rabu (6/6/2018),lengkap dengan peragan busana oleh para pembuat pakaian asal Nigeria dan sekelompok mahasiswa desain  Italia yang membantu mengajarkan membuat sketsa dan menjahit desain,dengan mencampur beberapa bahan seperti sutra Gucci,satin dan katun dengan cetakan khas Afrika yang cerah.

Suster Rita Giaretta,pengelola rumah migran yang diselamatkan di kota selatan Caserta mengungkapkan,tujuan dari proyek ini adalah untuk memberi para korban pekerjaan yang bermartabat.

Memberikan martabat,berarti menempatkan mereka kembali pada kaki dan kepercayaan pada diri mereka sendiri,kata Giaretta.

Koperasi menjahit New Hope,yang memiliki toko etalase di Caserta ,didirikan pada tahun 2004 sebagai proyek yang berafilisasi dengan kediaman Giasretta dan sampai sekarang kebanyakan membuat tas dan aksesoris.

Mereka mulai mengarap pakaian setelah mendapat lokakarya pelatihan yang dibuat oleh mahasiswa desain.

Ada pun kain Gucci sisa yang disumbangkan meruakan bagian dari inisiatif lingkungab filantropis rumah mode,Equilibrium.

Mereka aktif mendistribusikan sisa kulit dan kain untuk organisasi yang bekerja dengan kelompok-kelompok terpinggirkan.

Ketika saya melihat kain itu kagum,Kata Josephine phillips,seorang wanita Nigeria berusia 35 tahun yang bekerja di New Hope dan membuat model penutup kepala dan tas tangan.

"Kami tidak pernah bermimpi memiliki hal-hal indah seperti itu - satin,materi yang tidak saya ketahui,katanya.


                                                                                                                                                         (SJ)

No comments:

Post a Comment