Saturday, April 7, 2018

Menurut Trainer Google,


Conterpedia Maraknya berita hoaks yang menyebar di masyarakat sangat meresahkan.
Bagaimana tidak, saat ini sudah beredar lebih dari 800 ribu situs hoaks di indonesia.

Untuk mengidentifikasi bagaimana cara mengetahui situs abal-abal, Google menggelar acara dengan tema Google News initiative Training Network di hotel Grand Darussalam,Medan, sebagai bagian untuk mengedukasi masyarat tentang bahaya berita hoaks.

Trainer yang terpercaya dari Google, Deni yudiawan mengatakan terdapat delapan cara mengidentifikasi situs berita abal-abal:
1.Cek Alamat Situsnya
2.Cek Detail Visual
3.Waspada Jika Terlalu Banyak Iklan
4.Bandingkan ciri-ciri pakem lewat media mainstream
5.Cek About Us
6.Waspada dengan judul-judul sensasional
7.Cek Berita ke situs mainstream
8.Cek Google Reverse Image Search pada foto utama

"Jadi pertama kita harus mengecek keabsahan alamat situs. Kalau situs sudah aneh kita patut curiga dan mesti kita lihat domain url. Bahkan kalau perlu kita bisa mencari tahu siapa pemilik situs di situs who.is," kata Deni, Sabtu (7/4/2018).

Bisa jadi situs itu merupakan situs abal abal yang menyaru mirip situs media mainstream. Nantinya akan akan kelihatan mana media benar dan fake.

Cara ketiga yang bisa digunakan yaitu mewaspadai jika suatu situs terlalu banyak iklan. Kalau ada situs yang adsense nya banyak, tentu patut dicurigai.

Cara keempat yang bisa digunakan, dengan membandingkan ciri-ciri pakem lewat media mainstream. Selanjutnya kalau perlu mengecek about us di situs tersebut.

“Yang terpenting waspadai berita dengan judul-judul sensasional, seperti terungkap, wow, Masya Allah dan sebarkan,” ujar Deni.

Lalu kita juga harus mengecek berita ke situs mainstream. Hal itu perlu dilakukan untuk mengecek apakah berita yang disebarkan benar atau tidak. Seperti misalkan ada berita kecelakaan pewasat atau apapun. Kita bisa cek ke media mainstream. Terakhir terpenting lakukan Cek Google Reverse Image Search pada foto utama di berita tersebut.

“Makanya saat ini berita Breaking news, banyak jadi pemicu menyebarnya konten berbau hoaks,” jelasnya.(*)

SD™

No comments:

Post a Comment