ConterPedia - Di Indonesia mie instan memiliki penggemar berat yang tidak terhitung lagi jumlahnya, bahkan ada yang merasa hidupnya akan lebih sempurna dan berarti jika dalam seminggu setidaknya menyantap 1 sampai dengan 2 kali mie instan. Mie instan merupakan jenis mie yang dijual dalam bentuk paket satuan maupun di dalam cangkir atau mangkuk berbahan sterofoam. Kandungan dari mie instan itu sendiri mencakup tepung, garam, serta minyak palem, sementara sachet bumbunya biasanya itu mengandung garam, bumbu perasa, dan monosodium glutamat (MSG).
Karena cara penyajiannya yang mudah dan sederhana serta harganya yang terjangkau, mie instan sering menjadi pilihan untuk makan bagi orang yang sibuk dan juga tidak memiliki banyak waktu. Tetapi tahukah anda? Dibalik nikmatnya kelezatan mie instan terdapat sejumlah dampak bagi tubuh kita apalagi sudah terlalu sering mengkonsumsinya. Ini bisa terjadi karena karena kandungan natrium dan MSG dalam mie instan yang cukup tinggi.
Kandungan serat serta protein yang sangat rendah dalam mie instan menjadikan mie instan bukanlah pilihan yang tepat untuk menurunkan berat badan. Protein dikaitkan dengan rasa kenyang, dan makanan yang kaya akan protein lebih disarankan untuk membantu mengendalikan berat badan. Di sisi yang sama, serat juga memiliki pasase (perjalanan makanan) yang lebih lambat melalui saluran cerna, yang membantu menghindari rasa lapar dan juga mendukung penurunan berat badan.
Dengan hanya 4 gram protein dan 1 gram serat per sajian, mie instan tidak terlalu berdampak pada rasa lapar maupun kenyang. Jadi, walaupun rendah kalori, konsumsi mie instan belum tentu membantu menurunkan lingkar pinggang.
Di sisi lain, mie instan juga mengandung zat yang dikenal sebagai MSG, yang sering digunakan untuk menambah rasa pada makanan yang diproses. Beberapa penelitian menemukan adanya hubungan antara konsumsi MSG yang berlebih dengan peningkatan berat badan, peningkatan tekanan darah, nyeri kepala, dan rasa mual.
(AL)
No comments:
Post a Comment