CONTERPEDIA - Meski tidak semewah kedai kopi di kota besar, kedai 'Kopi Gunung' ternyata menyimpan 'harta karun' penikmat kopi.
Berlokasi di kaki Gunung Argopuro, Kecamatan Krucil, Desa Bremi, Probolinggo, kedai gagasan dari Rudy Hartono ini menyediakan biji kopi Yellow Caturra.
Konon, Yellow Caturra sendiri merupakan kopi langka yang hanya tersisa 700-900 pohon di Indonesia.
Kopi ini sebenarnya telah ada sejak zaman penjajahan Belanda dulu. Tetapi, jumlah yang sedikit membuat biji kopi ini tidak populer di telinga masyarakat.
Kopi ini pertama kali ditemukan di daerah Bajawa, Flores, yang dibawa oleh Bansa Portugis.
Sekarang ini, Yellow Caturra bisa Anda temukan di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya ada di kaki Gunung Argopuro, Kecamatan Krucil, Probolinggo.
Berbeda dengan biji kopi lainnya yang berwarna merah pekat disaat sudah matang, Yellow Caturra hanya berwarna kuning.
Ukuran dari biji kopinya juga terbilang kecil, lebih keras, dan lebih wangi.
"Ketika diseduh, Yellow Caturra ini memiliki rasa seperti lemon. Jadi mirip seperti teh buah," ucap Rudy.
Inilahh penyebab yang menurut Rudy menjadi salah satu faktor Yellow Caturra sangat digilai banyak orang. Pria yang telah mendalami ilmu kopi selama kurang lebih 10 tahun ini juga menceritakan, Yellow Caturra asli Flores pernah ramai diperbincangkan di media sosial.
"Namun ketika teman-teman dari Flores mengenal Yellow Caturra asli kaki Gunung Argopuro, mereka justru ingin membeli Yellow Caturra asli sini," ungkap Rudy.
"Ini artinya Yellow Caturra dari Flores ini cuma terkenal lewat media sosial karena tidak ada sertifikasi," ujarnya.
Menurut dia, sertifikasi ini merupakan jenis pembuktian unggulnya kualitas kopi. Salah satu syarat sertifikasi kopi, kata Rudy, itu harus ada hamparan.
"Jadi, jika tidak ada hamparan, ini berarti biji kopi tersebut hanya ditanam secara tradisional," ungkap Rudy.
Pria yang berumur 50 tahun ini mengaku tidak sendirian dalam mengembangkan varietas kopi di kaki Gunung Argopuro ini.
Ia juga dibantu petani setempat yang sudah tergabung dalam kelompok 'Tani Makmur'.
Kini, sudah banyak orang dari berbagai daerah di Indonesia berbondong-bondong untuk membeli Yellow Caturra asli Gunung Argopuro.
Berdasarkan pengakuan Rudy, harga Yellow Caturra mencapai Rp 600 ribu per kilogram.
Harga ini terbilang sangat fantastis, jika dibandingkan kopi arabika kualitas unggul yang hanya dipatok dengan harga sekitar Rp 200-300 ribu per kilogram.
"Penjual bibit Yellow Caturra hanya ada di sini. Jadi, Probolinggo beruntung bisa punya bibit ini," ujar Rudy.
(UM)
No comments:
Post a Comment