Cinta terlarang dengan kakak Pembina Pramuka ku.

 Sebenarnya sore ini aku masih ingin bersama kak yudha, tapi ternyata papa datang menjemputku.
padahal tadinya kak yudha berniat mengajak aku pergi nonton konser setelah pulang dari pentas Pramuka. dan akhirnya gagal dehhh acara nonton konser bersama kak yudha :(

Tapi Entah kenapa aku jadi kesal gara-gara acaraku dan kak yudha gagal !
Enggak mungkin kan aku ada rasa sama Pembina Pramuka itu ??
Apa mungkin karena tadi siang aku habis putus dengan Rendra ??
jadi aku merasa kesepian, sehingga acara pergi bersama aku anggap obat sakit hati ??
Aaaaaaaah Entahlahh .. Biarlah besok juga perasaan ini pasti sudah hilang .

Ohh Tuhan !!
Pagi ini Kak yudha mengirimi aku sms untuk membangunkanku dari mimpi. Kenapa aku merasa keGRan begini? Apa mungkin gara-gara kejadian kemarin sore, telah menumbuhkan benih-benih cinta? Jangan sampai terjadi deh! Gak umum banget kalau sampai terjadi.

Satu sms ini sudah bikin aku langsung mau pingsan. Belum lagi sms yang selanjutnya. Lalu di akhir sms, Kak yudha benar-benar nembak aku. OMG !!! Aku langsung cerita aja ke Nilam, sahabatku. Dan Nilam pun sama gak percayanya kayak aku. Dia bahkan berkata,”Yasmine, Kak yudha itu masih termasuk guru kita!!! Umurnya pun pasti di atas 25 tahun. Sedangkan kamu sendiri masih kelas 3 SMP. Emangnya kamu mau? Dan ingat, Kak yudha masih punya pacar.”

Aku pun memutuskan untuk menjawab perasaan Kak yudha besok. Tidurku nggak bisa nyenyak, bahkan Kak yudha sampai kebawa di mimpi. Aku terbayang-bayang wajah Kak yudha terus.

Esok ini, aku sudah menunggu Kak yudha di depan ruangannya. Tapi tiap aku mau ngomong, aku selalu bimbang. Akhirnya ku tunda hingga pulang sekolah. Padahal, selama pulang sekolah aku sama Kak yudha terus di sanggar Pramuka. Entah kenapa aku masih bimbang juga. Aku pun pulang dengan perasaan yang masih terbebani.

Akhirnya kuputuskan buat jawab lewat sms. Aku tunggu beberapa jam, smsku belum dibalas-balas juga. Akupun berpikir, mungkin Kak yudha sudah lelah menanti jawaban dariku. Tapi sore harinya, smsku dibalas juga. Lalu dengan segera, aku langsung jawab pertanyaan Kak yudha.

To:
K.yudha: aku jwb “IYA”…
Cuma 3 kata itu yang aku kirimkan. Dan kita pun jadian juga. Awalnya, aku ngerasa nggak yakin dengan kisah cinta ini. Baru 2hari jadian, aku sempat berpikir buat mutusin dia karena faktor status. Tapi Nilam melarangku. Dia bilang itu sama saja aku mempermainkan Kak yudha. Akhirnya aku coba jalani semua ini. Dan ternyata berhasil. Perlahan-lahan aku mulai terbiasa dengan cara pacaran kita yang “Backstreet”. Walaupun begitu, ada satu yang masih tertinggal di hatiku. Pacar Kak yudha. Aku nggak mau dituduh yang enggak-enggak. Aku sudah berusaha bilang pada Kak yudha kalau aku nggak mau diduakan. Tetapi Kak yudha hanya bisa berkata,”Sabar.”

Tak terasa hubungan kita sudah 2 minggu. Dan di minggu kedua inilah mulai timbul masalah. Sewaktu aku telepon Kak yudha, dia cerita kalau pacarnya tahu hubunganku dengan Kak yudha. Aku pun takut setengah mati. Apalagi pacarnya lebih tua daripada aku. Bisa-bisa aku dilabrak. Sebenarnya ini juga salahku sendiri kenapa mau menerima Kak yudha. Di telepon itulah aku langsung mutusin Kak yudha .

Tanpa pikir panjang, aku segera mutusin Kak yudha lagi lewat sms.
Ini benar-benar keputusan terakhirku. Sejak saat ini dan selamanya, aku nggak mau dekat lagi sama Kak yudha. Walaupun sebagai muridnya. Aku sudah terlanjur sayang dan cinta banget sama Kak yudha,Hari ini, aku sengaja menghindar dari Kak yudha. Tiap aku tahu Kak yudha mau lewat jalan yang sama kayak aku, aku selalu sembunyi di kelas terdekat. Sampai istirahat pertama, aku berhasil menghindar dari Kak yudha . Aku cuma ngelihat mukanya dari jauh. Aku nggak pingin Kak yudha tahu kalau aku masih merhatiin dia.

Ketika aku duduk rame-rame dengan teman-teman se-genk di kantin, Bu Yuni menyuruhku untuk fotocopy daftar nilai di kantor. Ugh, sia-sia usahaku menghindar dari Kak yudha hari ini. Karena di sekolah, Kak yudha lah yang biasa melayani untuk fotocopy. Berarti aku mau nggak mau harus ketemu Kak yudha juga.

Tanpa basa-basi aku langsung meninggalkan kantor. Benarnya nggak sopan juga. Tapi kali ini aku nggak peduli sama etika kesopanan kalau berhadapan sama Kak yudha . Soalnya aku benar-benar sakit hati. Setengah jam kemudian, aku mengambil fotocopyan itu. Aku juga nggak bilang makasih sedikitpun. Dan saat aku membaca mading, Kak yudha kebetulan lewat dan memegang pundakku seraya bertanya,”Nggak pulang mine?” aku pun tidak memperdulikannya .

Tak terasa seminggu lebih kulalui tanpa Kak yudha . Entah kenapa bayangan Kak yudha masih menghantui hari-hariku. Mimpiku selalu dipenuhi kehadiran Kak yudha . Semuanya tentang Kak yudha belum bisa hilang dari hatiku. Aku sudah berusaha mencobanya. Rupanya sia-sia. Aku benar-benar masih sayang Kak yudha.
Suatu malam, Kak yudha meneleponku. Dia berkata kalau dia juga masih sayang aku. Tetapi dia bingung harus gimana. Dia bilang biar waktu saja yang menjawab. Katanya, walaupun aku dulu cuma kekasih gelapnya, tapi cinta dia sempat dalem ke aku. Kata-kata Kak yudha malam itu semakin membuat aku nggak bisa lupain dia.

Biarlah semua yang indah menjadi kenangan yang terus tersimpan dalam lubuk hatiku. Biarlah yang pahit kubuang bersama rasa sakit hatiku ini. Cukup satu kali aku merasakan pacaran dengan guru. Akan aku jadikan pengalaman yang tak akan pernah terulang.

   
                                                                                                                             (YL)